DENPASAR - Acara yang diselenggarakan oleh komunitas Gema Perdamaian mengundang banyak organisasi masyarakat dan tokoh - tokoh Bali. Event itu juga memperingati hari 'International Peace Day' yang merupakan ungkapan rasa syukur hidup dengan damai dan berdampingan di Gong Perdamaian, Kertalangu, Denpasar, hari Kamis 21/09/2023.
Gema Perdamaian ini diselenggarakan yang sekarang ini ke 21, artinya dunia melaksanakan ini sudah 44 tahun, dengan mengambil tema,
'Refleksi Budi Luhur'
dirangkai dengan mengadakan berbagai lomba diantaranya lomba foto, melukis, yoga juga meditasi.
Awal pertemuan, mereka melakukan kegiatan melukis bersama dan menempel gambaran daun yang menunjukan keikutsertaan dalam mengabarkan kedamaian kepada semesta dan sesama.
Masyarakat yang juga ikut merasakan atmosphere kecintaannya kepada acara ini walau diadakan secara sederhana. Mereka juga terlihat tertawa dan ceria dalam.menyambut Hari Perdamaian Dunia, 21 September 2023.
Gema Perdamaian, ekspresi Damai dari Bali untuk Dunia, yang dapat diartikan kedamaian adalah kebutuhan mutlak setiap manusia, naluri setiap manusia yang normal pasti ingin hidup selalu dalam keadaan damai, tenteram, nyaman, aman dan jauh dari kekerasan.
Namun demikian, tidak semua manusia menyadari nalurinya, sekelompok manusia cenderung ingin meniadakan yang lain, sekelompok manusia, sadar atau tidak, seringkali dan suka mengumbar kebencian dan melakukan kekerasan terhadap sesama manusia.
Ini memang sikap dan perilaku primitif, tetapi toh masih sering kita temukan di jaman digital yang serba canggih ini.
Gerakan sekelompok anak bangsa di Bali untuk menggemakan rasa damai yang kemudian dikenal dengan Gema Perdamaian (disingkat GP) tak terasa kini sudah memasuki usia 21 tahun.
I Dewa Putu Sudarsana selaku Ketua Panitia International Peace Day dalam sambutannya mengatakan bahwa damai itu hak setiap orang, damai itu harus diperjuangkan.
" Senyum itu adalah malaikat dalam hidup, " ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa kata merdeka itu sangat mahal harganya, jadi daripada itu wajib harus dijaga.
" Berterima kasih banyak untuk tetap menyuarakan perdamaian "
Ia juga bercerita bahwa gerakan ini lahir dari suasana keprihatinan paska teror Bom yang mengguncang dan memporak porandakan Bali pada 2002 lampau.
" Gerakan ini bermula dari Sekelompok anak bangsa yang peduli Bali berkumpul guna merajut kembali rasa damai yang sempat terkoyak oleh ulah segelintir manusia biadab yang tak berperikemanusiaan menyebarkan teror yang berujung pada tragedi kemanusiaan Bom Bali "
Gerakan Gema Perdamaian (GP) pertama kali digelar pada Oktober 2003 yang berupaya mengedukasi dan menyadarkan bahwa kita semua bersaudara.
Acara ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali, Pemkot Denpasar, berbagai organisasi masyarakat, FKUB, PHDI, Paiketan Krama Bali, Perkumpulan Pasraman Indonesia, Komunitas Parasparos, Forum Studi Majapahit, IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association), Bali Villa Association, INTI Bali, Pasraman-pasraman, Perguruan tinggi se-Bali, media masa, perusahaan swasta dan seluruh kelompok masyarakat pecinta damai di Bali.
Dalam kegiatan itu juga digelar doa bersama dengan menggaungkan doa dan vibrasi hening perdamaian ke dalam diri, pelaksana, peserta dan hadirin dari acara ini, mengisi kosmik sehingga bisa menyebar ke seluruh Bali, Indonesia, dan seluruh dunia.
" Sehingga diharapkan energi damai dan kasih ini dapat melingkupi seluruh kehidupan kita dan hidup kita seharihari dapat lebih berlandaskan hening, rasa damai dan kasih tersebut "
Puncak acara GP akan digelar pada Sabtu 7 Oktober 2023 di Pelataran Timur Monumen Bajra Sandhi dan akan melibatkan ribuan peserta pecinta damai dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah dan kalangan swasta. Ini adalah maha karya yang direncanakan melibatkan setidaknya 5.000 masyarakat pecinta damai.
Baca juga:
Kasal Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional
|
Puncak acara Gema Perdamaian ini diharapkan menjadi “Hari Besar Damai Bersama” dan tonggak mengekspresikan rasa damai dari Bali ke seluruh dunia.
" Ini juga merupakan momen yang sangat tepat dimana di Indonesia akan ada pesta demokrasi politik Pemilu, sekarang tahapan sudah berjalan kalaupun belum sepenuhnya tetapi ini merupakan suatu bagaimana kita menciptakan bibit benih - benih damai pada waktu nanti di Pemilu tidak lagi bentuk - bentuk kekerasan maupun intimidasi. Semua dilakukan dengan demokrasi dan politik berjalan dengan damai dan nyaman , " ucap I Dewa Putu Sudarsana. (Ray)